Sejarah Punahnya Singa Atlas Hewan Buas yang Jadi Julukan Timnas Maroko

Singa Atlas, juga dikenal sebagai Panthera leo leo atau singa Barbary, merupakan salah satu subspesies singa yang pernah mendiami daerah berbatasan dengan Pegunungan Atlas di Afrika Utara. Singa-singa ini memiliki ciri khas bulu berwarna lebih terang dan lebih tebal dibandingkan dengan subspesies singa lainnya. Namun, sayangnya, Singa Atlas telah punah dari alam liar pada awal abad ke-20.

Habitat Asal Singa Atlas

Singa Atlas adalah hewan endemik dari wilayah Afrika Utara, terutama di daerah Pegunungan Atlas yang melintasi negara-negara seperti Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Mereka mendiami berbagai tipe habitat, mulai dari hutan pegunungan hingga dataran rendah, dan sering ditemukan di padang rumput dan daerah berbatu.

Faktor-faktor Penyebab Punahnya

Sayangnya, populasi Singa Atlas mengalami penurunan yang drastis pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Berbagai faktor berkontribusi terhadap kepunahan mereka

Perburuan Berlebihan Singa Atlas

menjadi sasaran perburuan yang intensif oleh manusia untuk melindungi hewan ternak mereka dan sebagai hiburan berburu. Keberadaan mereka yang dianggap sebagai ancaman bagi peternakan dan kegiatan manusia lainnya menyebabkan pemusnahan yang cepat.

Kehilangan Habitat

Ekspansi manusia dan perubahan penggunaan lahan menyebabkan hilangnya habitat alami Singa Atlas. Deforestasi, urbanisasi, dan pertanian yang semakin meluas mengurangi wilayah tempat hidup dan berburu mereka.

Konflik Manusia-Hewan

Konflik antara manusia dan Singa Atlas sering terjadi karena persaingan sumber daya dan pertahanan hewan ternak. Hal ini mengakibatkan pembunuhan singa yang lebih sering.

Kerentanan Genetik

Populasi yang semakin menyusut membuat singa-singa Atlas menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan masalah genetik. Ini mengurangi kemampuan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Pemusnahan Terakhir dan Upaya Konservasi

Pada awal abad ke-20, Singa Atlas dinyatakan punah dari alam liar. Pemusnahan terakhir tercatat pada tahun 1922 ketika seekor singa jantan terakhir dilaporkan ditembak di Pegunungan Atlas, Maroko. Dengan hilangnya hewan ini, kehadiran singa di wilayah tersebut benar-benar lenyap.

Meskipun Singa Atlas sudah punah dari alam liar, namanya tetap dikenang dalam budaya dan sejarah Maroko. Tim sepakbola nasional Maroko bahkan dijuluki sebagai “Singa Atlas” sebagai penghormatan terhadap hewan kuat ini. Namun, upaya konservasi terus dilakukan untuk melindungi spesies-spesies liar lainnya dan menghindari kepunahan serupa di masa depan